Ada seorang pemuda yang cacat iaitu tidak ada tangan kiri sejak lahir, namun tangan kanannya normal. Sewaktu kanak-kanak, dia selalu diejek oleh teman-temannya sehingga dia menjadi rendah diri kerana kecacatannya itu.
Pada suatu hari, dia bertemu seorang guru silat dan dia mengadu kisahnya yang selalu kena buli kepada guru silat tersebut. Guru itu bertanya kepadanya “Apakah kamu mahu jika saya mengajar ilmu pertahankan diri supaya kamu menjadi seorang yang percaya kepada diri sendiri?” Jawabnya dengan semangat “Ya tok, saya mahu belajar!”
Akhirnya, pemuda cacat tadi diajarkan satu jurus kunci dan dia diminta untuk terus berlatih sehingga mahir. Hingga berminggu2 lamanya, murid itu terus menerus mempraktikkan satu jurus itu sahaja. Pada minggu ke-16 murid itu merasa dia sudah pandai.
Dia lalu berkata “Tok, tolong ajarkan kepada saya jurus yang lainnya.” Gurunya menjawab “Praktikkan jurus itu lagi, supaya lebih tangkas dan lebih kuat!” Setelah beberapa minggu,muridnya mengatakan “TOk Guru,saya sudah pakar jurus tersebut”
Gurunya bertanya “Apakah kamu sudah pakar jurus tersebut?” Kalau memang sudah pakar,kamu boleh mempraktikannnya dengan sparring partner.” Setelah berlatih dengan rakan seperguruan, ternyata jurusnya bekerja dengan sempurnya dan dia boleh mengalahkan pada lawannya dengan mudah.
Gurunya puas hati dengan hasil tersebut, dan berkata. “Baiklah, sekarang saya akan daftarkan kamu dalam pertandingan silat.”
Namun si murid berteriak, “Tok! Saya baru menguasai satu jurus sahaja tapi mengapa tok sudah daftarkan saya?”
Gurunya menjawab “Tidak ada masalah!” Kemudian murid berfikir, “Oh, kalau saya didaftarkan ke suatu pertandingan, mungkin saya akan diajarkan jurus yang baru kerana pertandingan masih 8 minggu lagi.”
Ternyata tidak, dia hanya tetap diajar satu jurus yang sama, satu jurus kuncian, terus menerus hanya diajar satu jurus itu.
Dalam latihan pertandingan dia dapat mengalahkan semua lawan. Lalu ia berkata “Guru, apakah saya harus mengikuti pertandingan hanya berbekal satu jurus ini?” Gurunya menjawab, “Sudahlah, yang penting kamu terus berlatih dengan rakan sepelatih yang lebih cepat dan lebih kuat untuk menyempurnakannya.”
Murid yang cacat itu bertanya lagi, “Apakah saya tidak akan diajar jurus lain?” Gurunya berkata dengan lantang. “Tidak!” Kemudian murid itu berkata “Guru, kalau saya kalah, saya akan menjadi sangat malu.” Gurunya memberikan semangat, “Tidak ada masalah, kamu ikut saja.”
Tibalah hari pertandingan itu. Murid tersebut tetap hanya menggunakan satu jurus untuk bertarung dengan semua lawannya. Ketika menghadapi lawan pertama, dengan cepat dia boleh mengunci lawannya dan dengan cepat pula lawan itu tidak dapat bergerak sama sekali dan menyerah.
Demikianlah seterusnya hingga babak ketiga, dia hanya menggunakan satu jurus dan berhasil mengalahkan semua lawannya dengan cepat. Kemudian dia masuk peringkat semi final, dan dia berkata kepada gurunya, “tok….., sudah tiga kali saya menggunakan jurus ini, nanti lawan saya akan tahu jurus saya ni,tolong ajar saya jurus yang lain agar saya boleh menang lagi”.
Gurunya menjawab dengan tegas “Sudahlah, kamu pakai jurus itu saja dengan lebih cepat dan lebih kuat.”
Akhirnya. Dengan sedikit terpaksa murid itu masuk ke semi final menggunakan satu jurus tadi, dan ternyata lawannya dapat dikunci dengan cepat dan menyerah kalah.
Akhirnya dia berjaya masuk ke pertandingan akhir.Kali ini lawannya adalah juara bertahan selama tujuh kali berturut-turut.
Secara spontan ia berkata lagi kepada gurunya, “Tok Guru….,, Kali ini saya benar2 tak tahan, dia juara bertahan tujuh kali. Saya empat kali menang hanya menggunakan satu jurus yang sama ,bagaimana saya boleh menang melawan juara ini?” Murid itu mulai rasa tertekan dan berkata, “Tolonglah tok…, ajarkan saya jurus yang baru, tolonglah saya tok!”
Gurunya menjawab, “Tidak! Kamu tetap masuk final hanya dengan satu jurus itu dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi!”
Dan akhirnya dia berhadapan dengan juara bertahan itu dengan hanya menggunakan satu jurus yang digunakan sebelumnya, ternyata dalam masa yang singkat juara bertahan itu dapat dikunci dan menyerah kalah.
Kemudian dia merayakan kemenangannya dengan gembira. Malamnya dia bertanya tok gurunya
“Tok, puas saya fikir, mengapa saya boleh jadi juara dengan hanya satu jurus?”
Gurunya menjawab, “Ada dua perkara mengapa kamu dapat menjadi pemenang. Pertama , Teknik kuncianmu itu adalah teknik kunci yang paling hebat di dunia beladiri, sangat sukar ditewaskan, apalagi kalau kamu jalankan dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa.
Kedua, teknik kunci kamu ini sebenarnya ada kelemahannya atau ada cara mengelaknya. Tetapi untuk melakukannya pihak lawan harus memegang tangan kiri, dan kamu tidak punya tangan kiri…….!!”
Moral : Kadang kelemahan kita adalah kekuatan kita.. Jadi ada perbezaan besar antara orang yang meratapi kekurangannya dan orang yang berusaha mengasah kelemahannya supaya menjadi YANG TERBAEK..!
No comments:
Post a Comment